Tragis! Kodak Akhirnya Daftarkan Kebangkrutan
Perintis kamera legendaris AS, Eastman Kodak akhirnya mendaftarkan perlindungan kebangkrutan. Perusahaan yang sudah berusia lebih dari satu abad ini mendaftarkan perlindungan kebangkrutan Chapter 11 setelah mati-matian berjuang.
"Setelah mempertimbangkan keuntungan Chapter 11 pada saat ini, Dewan Direksi dan seluruh tim manajemen senior secara bulat meyakini bahwa ini adalah langkah yang penting dan hal benar yang dilakukan untuk masa depan Kodak," ujar CEO Kodak Eastman, Antonio Perez dalam pernyataannya seperti dikutip dari AFP, Kamis (19/1/2011).
"Tujuan kami adalah memaksimalkan nilai bagi para pemangku kepentingan, termasuk para karyawan, pensiunan, kreditur dan dana pensiun. Kami juga berkomitmen untuk bekerja dengan konsumen kami yang berharga," tambahnya.
Kodak, perusahaan yang berusia lebih dari 100 tahun merupakan perintis industri fotografi yang fenomenal. Namun Kodak harus berjuang ditengah era digital dan buruknya kinerja. Sejauh ini Kodak sudah merumahkan 47.000 karyawan dan menutup 13 pabrik sejak 2003.
"Sekarang kami harus merampungkan transformasi dengan menekankan pada struktur biaya dan secara efektif memonetisasi aset non inti IP," jelas Perez.
Ia menambahkan, Kodak bekerjasama dengan para pemangku kepentingan akan berjuang untuk berubah menjadi perusahaan foto digital dan ilmu material yang berkelas dunia dan lebih ramping.
Pada masa jayanya, saham Kodak pernah menembus US$ 80 per lembar di 1996, sesaat setelah munculnya revolusi foto digital yang pada akhirnya menggantikan kebutuhan konsumen untuk membeli film dari Kodak.
Kebangkrutan ini membuat nasib 19.000 karyawan Kodak terkatung-katung. Pada masa jayanya di era 1980-an, Kodak tercatat memiliki 145.000 pekerja. Dalam beberapa tahun terakhir, Kodak terus merugi. Terakhir kali, Kodak melaporkan sedikit laba bersih pada tahun 2007.
Kodak didirikan oleh George Eastman pada 1892. Kodak mengembangkan kamera 'Brownie' yang sangat popular. Tiga generasi di Amerika dan beberapa negara membuat foto dengan 'Brownie' ini. Iklan "Kodak Moment" juga sangat populer di masa jayanya.
Namun kejayaan itu tergerus oleh penemuan fotografi digital, yang terutama dihasilkan oleh produsen dari Asia pada era 1990-an. Kodak yang tidak membuat inovasi akhirnya gagal bertahan menghadapi persaingan global.(Source detikfinance)
"Setelah mempertimbangkan keuntungan Chapter 11 pada saat ini, Dewan Direksi dan seluruh tim manajemen senior secara bulat meyakini bahwa ini adalah langkah yang penting dan hal benar yang dilakukan untuk masa depan Kodak," ujar CEO Kodak Eastman, Antonio Perez dalam pernyataannya seperti dikutip dari AFP, Kamis (19/1/2011).
"Tujuan kami adalah memaksimalkan nilai bagi para pemangku kepentingan, termasuk para karyawan, pensiunan, kreditur dan dana pensiun. Kami juga berkomitmen untuk bekerja dengan konsumen kami yang berharga," tambahnya.
Kodak, perusahaan yang berusia lebih dari 100 tahun merupakan perintis industri fotografi yang fenomenal. Namun Kodak harus berjuang ditengah era digital dan buruknya kinerja. Sejauh ini Kodak sudah merumahkan 47.000 karyawan dan menutup 13 pabrik sejak 2003.
"Sekarang kami harus merampungkan transformasi dengan menekankan pada struktur biaya dan secara efektif memonetisasi aset non inti IP," jelas Perez.
Ia menambahkan, Kodak bekerjasama dengan para pemangku kepentingan akan berjuang untuk berubah menjadi perusahaan foto digital dan ilmu material yang berkelas dunia dan lebih ramping.
Pada masa jayanya, saham Kodak pernah menembus US$ 80 per lembar di 1996, sesaat setelah munculnya revolusi foto digital yang pada akhirnya menggantikan kebutuhan konsumen untuk membeli film dari Kodak.
Kebangkrutan ini membuat nasib 19.000 karyawan Kodak terkatung-katung. Pada masa jayanya di era 1980-an, Kodak tercatat memiliki 145.000 pekerja. Dalam beberapa tahun terakhir, Kodak terus merugi. Terakhir kali, Kodak melaporkan sedikit laba bersih pada tahun 2007.
Kodak didirikan oleh George Eastman pada 1892. Kodak mengembangkan kamera 'Brownie' yang sangat popular. Tiga generasi di Amerika dan beberapa negara membuat foto dengan 'Brownie' ini. Iklan "Kodak Moment" juga sangat populer di masa jayanya.
Namun kejayaan itu tergerus oleh penemuan fotografi digital, yang terutama dihasilkan oleh produsen dari Asia pada era 1990-an. Kodak yang tidak membuat inovasi akhirnya gagal bertahan menghadapi persaingan global.(Source detikfinance)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar