Rabu, 05 Oktober 2011

First Roll Use Holga


first roll Holga time !

foto roll pertama kali menggunakan kamera Holga . Saat itu belum begitu akrab dengan kamera ini,masih perlu beradaptasi dengan kamera kotak dengan tombol setengah segitiga disampingnya sebagai Shutternya .kamera ini cukup asik buat di bawa - bawa karena warna bodynya yg cukup mencolok mata .saat pertama kali memakainya saya tidak mempunyai bayangan apa - apa dan mungkin memang belom sehati dengan kamera tersebut .dengan tanpa basa basi saya langsung saja mencoba mode B ( Bulb) pada knop yg ada dibagian bawah lensa . saat itu saya menggunakan tangan sebagai tumpuan untuk melakukan Bulb shoot tanpa memperdulikan getaran yang dihasilkan oleh tidak stabilnya tumpuan menggunakan tangan .karena saat itu masih awam maka masih menggunakan mata saja tanpa pakai otak dan perasaan  don't think just shoot seperti 10 Rules of lomography .namun sekarang masa - masa seperti sudah lewat dan lebih memikirkan untuk memulai foto dengan berdoa lalu mencari ide sebelum menekan tombol shutter tersebut . ( pengalaman adalah guru yang paling berharga . kesalahan demi kesalahan akan berbuah keberhasilan ) .

Spesifikasi Kamera Holga

Ukuran : 22cm (8.54inci) x 17.5cm (7inci) x 9.5cm (3.75inci)
Berat : 730gr
Format : semua 120 medium format film(slide film, negative color film maupun b&w)
Lensa : plastik, 60mm, f/8
Focal length : 38mm
Aperture : f/8 (direkomendasikan untuk memotret di malam hari), f/11 (direkomendasikan untuk memotret di siang hari yang terik)
Shutter speed: 1/125, ‘B’ setting
Flash : Color gel system (kuning, merah, biru, transparan), memerlukan 2 batere AA
Uncouple advance and shutter release yang memungkinkan multiple dan partial exposure.

 

 Sejarah Singkat Holga!

 Holga adalah salah satu brand kamera low fidelity (low-fi) jenis medium format yang sedang “happening” di kalangan kaum muda dan pencinta pop-art di Indonesia. Holga dengan konstruksi kamera dan lensa non-state-of-the-art hadir membawa angin perubahan dalam penilaian fotografi yang identik dengan kesempurnaan baik itu secara teknis maupun nilai estetis, maka efek low-fi seperti vignetting, light leak, blur, dandistorsi menjadi karakteristik (estetis) yang dicari dan diminati oleh para pengguna Holga dan jenis kamera low-fidelity lainnya. Kerap kali ketidak-akuratan warna & eksposure mewarnai hasil proses pengambilan gambar, namun itulah juga yang membuat kita “addicted” untuk mencoba lagi dan lagi…
 Sejarah brand HOLGA yang kita kenal sekarang ini di Indonesia identik dengan branding dari Lomography Society International (LSI), sebagai distributor dan seller dari beberapa varian Holga dan kamera low-fi lainnya yang telah diakuisisi untuk “dihidupkan kembali” seperti Lomo, Diana, Horizon, Lubitel, CMENA; dan masih banyak yang lainnya.Namun perlu diketahui jika riwayat hidup Holga bukanlah lahir dari rahim LSI, namun dari seorang pengusaha China, T.M. Lee di dekade 1980. Sang kreator bertujuan membuat kamera yang terjangkau dan murah sehingga dapat digunakan oleh para kelas pekerja/proletariat (komunisme) di China Daratan untuk merekam potret acara keluarga dan kegiatan lainnya yang bersifat non-profesional, juga mengingat perkembangan medium film 120mm (terutama B/W) di saat itu adalah medium yang ter-populer.
Di tahun 1982, Holga mulai masuk ke pasar yang lebih luas yaitu Hong Kong, dimana nasib masa depan Holga ditentukan disini. Karena cukup terbuka-nya per-ekonomian Hong Kong terhadap pasar di dunia “BARAT”, maka tak ayal lagi Holga terkena imbas nya sehingga bisa bertualang menjelajahi pasar Eropa dan Amerika lalu seiringnya waktu sampai ke seluruh dunia. Esensi Holga yang pada awalnya di kampung halaman-nya, China, bersifat non-profesional, hanya merekam potret acara keluarga. Sedangkan di Barat, Holga “naik martabat”, keunikan dan karakteristiknya mulai digali dan diaplikasikan oleh para fotografer untuk merekam gambar dalam genre street photography, landscape, surrealism, still life, dst.


Eksplorasi tak terhingga dengan tingkat kreativitas tinggi oleh para fotografer Barat dan itulah yang saya disebut sebagai kolaborasi “When East Meets West”, membuat Holga menjadi salah satu icon kamera medium format low-fi produksi Timur, juga brand lain yang patut disejajarkan adalah brand Diana. Varian Produk HOLGA 120mm (Medium Format) berkembang ke arah modifikasi inovatif, seperti Holga-Ramas (Holga Panorama),Holga-Roid (Holga dgn back Polaroid), dan Pin-Holga (Holga Pinhole).Cukup banyak fotografer professional tak memandang sebelah mata kemampuan Holga yang terbatas ini, dan hebatnya mereka berkarya dengan Holga yang mampu meng-inspirasi audience, baik itu Holga IR Landscape (fine art) oleh Wallace Billingham, Holga Jurnalistik oleh John Stanmeyer (VII Agency) dengan Bali Mystic-nya; David Burnett (White House’s Official Photographer) dengan portrait Barrack Obama, dan masih banyak lagi karya-karya yang dihasilkan oleh fotografer dengan Holga di gallery FLICKR dan forum-forum kamera yang dapat meng-inspirasi dan sangat ekspresif tentunya.







my opinion , Holga adalah kamera yang cukup Wah bagi saya sebagai pecinta sekaligus pengguna toycamera .mungkin karena hasilnya dan ketajaman gambar yang dihasilkan oleh lensa 60mm dengan focal length 38mm ini bisa menghasilkan gambar yang menurut saya That's real from Camera film ?  pesan saya , segera cari kamera ini dan rasakan sendiri perbedaannya dengan kamera lain ! 

*nb : jangan pernah membeli barang ini hanya sebagai pajangan hiasan . sebaiknya gunakan dan coba mulailah berkarya , karena siapa tahu karyamu kelak akan menjadi sebuah "masterpiece" yang sangat luar biasa . ( owlofi ) .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar